Ini Tanggapan Jansen Sitindaon Terkait Tayangan Media Televisi Asing Soal Gempa Palu

Ini Tanggapan Jansen Sitindaon Terkait Tayangan Media Televisi Asing Soal Gempa Palu
Ini Tanggapan Jansen Sitindaon Terkait Tayangan Media Televisi Asing Soal Gempa Palu Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon tampak menanggapi sebuah tayangan media televisi asing Al Jazeera yang membuat peliputan gempa di Palu, Sulawesi Tengah. Hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @jansen_jsp yang diunggah pada Rabu (10/10/2018).
Dalam postingannya itu, Jansen turut mengunggah tayangan tv Al Jazeera yang ia maksud. Dari video itu, terlihat warga menggelar Demo karena kecewa dengan penanganan bencana.
Bahkan ibu-ibu terlihat membawa alat penggorengan yang diisi dengan batu, yang menggambarkan mereka memasak batu untuk makan.
“Cc: Pres @jokowi:
Saya sdh tonton video TV Asing ini. Antri minyak di POM Bensin, masalah gas dll hal biasalah itu.
Namanya sdg bencana. Tapi masyarakat “MASAK BATU DI KUALI” ini yg tdk kuat kita lihatnya.
Selain mencoreng wajah bangsa, kasihan jika sampai benar makanan tdk ada,” tulis Jansen.
Menurut Jansen, yang menjaga wajah bangsa di luar negeri adalah presiden.
“Itu tayangan di TV Luar Negeri. Yg menjaga wajah bangsa ini di luar ya Presiden.
Saya tak ada urusan dgn Walikota atau Gubernurnya.
Kalau kerja mereka tdk benar “dikeplak” aja kepalanya oleh @jokowi! Kan kewenangan dia itu sbg Presiden. 
Lagian ini statusnya sdh bencana nasional,” imbuh Jansen saat ditanya kenapa hanya me-mention akun Jokowi.
Sementara itu, dikutip dari laman Al Jazeera, Senin (8/10/2018), lambatnya kedatangan bantuan membuat para korban frustasi.
Media tersebut mengambarkan bahwa masyarakat memanjat puing-puing bangunan yang rusak dan mengambil apa pun untuk bisa dimakan, seperti susu kaleng, minuman ringan, beras, permen, hingga obat penghilang rasa sakit.
Diberitakan sebelumnya, gempa 7,7 SR mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9/2018) lalu. Bahkan, gempa susulan juga sempat mengguncang Palu dan sekitarnya, pada Selasa (9/10/2018), sekitar pukul 05.15 WITA.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, pusat gempa pagi ini berlokasi di 0.89 Lintang Selatan dan 119.93 Bujur Timur atau 5 km arah timur laut Kota Palu. Adapun Episentrum gempa berada di kedalaman 10 km.
Gempa dangkal tersebut membuat warga di kawasan Maesa yang masih tidur di posko pengungsian atau di halaman rumah kontan berhamburan keluar. “Setelah salat subuh di teras sekolah, tiba-tiba ada gempa, kami langsung menyelamatkan diri ke halaman,” kata Usman.
BNPB melaporkan korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah masih terus bertambah.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho pada konferensi pers Update Tanggap Bencana Sulteng, Minggu (7/10/2018) yang dikutip dari akun YouTube BNPB Indonesia. “Jumlah korban jiwa masih terus bertambah karena pencarian korban masih terus dilakukan,” ujar Sutopo.
Dilaporkan hingga Minggu (7/10/2018), korban meninggal sebanyak 1.763 orang. Korban meninggal di Kota Palu sebanyak 1.519 orang, Kabupaten Donggala 159 orang, Kabupaten Parigi Mautong 15 orang, Pasangkayu 1 orang. Dari 1.763 korban meninggal, 1.755 orang sudah dimakamkan.
Sutopo menyampaikan korban meninggal paling banyak berasal dari Palu yang disebabkan oleh tsunami.
Dalam konferensi pers, juga disampaikan ada 1.445 unit rumah di Balaroa yang rusak, dan di Petobo diperkirakan mencapai 2.050 rumah.
Sudah Mulai Bangkit
Dikutip dari laman Facebook resmi BNPB pada Senin (8/10/2018), Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan bahwa sejak dua hari yang lalu Kantor Gubernur sudah beroperasi kembali.
Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Arief M. Eddie juga mengajak aparatur sipil negara (ASN) untuk mulai beraktivitas pada Senin (8/10/2018).
BNPB melaporkan bahwa beberap warga mulai beraktivitas kembali seperti membuka toko, kios, warung makan, menjual air kelapa, maupun membuka penginapan yang dihuni oleh para pelaku penanganan darurat.
Listrik dan bahan bakar minyak juga dilaporkan telah hampir mencapai target pemulihan. PT Pertamina sudah berhasil memulihkan 33 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dari 36 unit yang ada di wilayah terdampak.
Selain itu, Pertamina juga membuka SPBU kecil di 50 titik dan menjual BBM dengan kemasan 15 liter untuk menghindari antrian yang membludak. Sedangkan untuk listrik, sebagian besar warga terdampak gempa dan tsunami sudah bisa menikmatinya.
Adapun PLN dengan bantuan 1.500 personel dari seluruh Indonesia terus berusaha dengan cepat memperbaiki seluruh jaringan listrik yang rusak. PLN memprioritaskan untuk penyediaan listrik dalam kota, khususnya rumah sakit, tujuannya adalah untuk menghidupkan perekonomian setempat.
Dikutip dari Kompas.com, beberapa sekolah di Kota Palu juga sudah mulai aktif kembali. Beberapa siswa mulai berdatangan ke sekolah pada Senin (8/10/2018).
Adalah Salwa Amalia, siswa kelas 9 SMPN 1 Palu, mengatakan bahwa dirinya datang ke sekolah karena sekolah mulai melakukan pendataan ulang siswa oleh para guru. “Saya baca berita Pak Menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy), katanya harus segera didata siapa guru dan murid yang selamat dan siapa yang meninggal,” kata Salwa.
Sementara itu, selain SMPN 1 Palu, beberapa sekolah lain yang terletak di Jalan Gatot Subroto Kota Palu juga mulai bersekolah kembali.

Comments

Popular posts from this blog

Ukir Prestasi, Atlet Asal Sumsel Berhasil Sumbang 2 Emas Asian Para Games 2018

Duel Neraka, Anthony Ginting Akan Bertemu Kento Momota Di Denmark Terbuka 2018

Amien Rais Minta Kapolri Tito Karnavian Dicopot, Ini Alasannya